Senin, 09 Mei 2016

Makalah sejarah agama Hindu

Pendahuluan
                Selama manusia belum bisa mengetahui masa depannya, selama itu pula manusia di dunia akan terus beragama, agama adalah kepercayaan yang di pegang oleh seseorang untuk menjalankan segala aktifitasnya, tidak hanya aktifitas yang berhubungan dengan spiritual, namun meliputi aspek-aspek yang lain seperti sosial, ekonomi dan lain-lain. Menurut beberapa ahli sejarah agama, bahwa agama telah ada dan sama tuanya dengan umur masyarakat manusia di dunia ini, dari sejak masyarakat primitif sampai dengan masyarakat modern. Dengan semakin banyaknya kunci-kunci ilmu pengetahuan                moderen, yang dapat membuka pintu-pintu tertutup dari masa lampau, maka semakin banyak kita dapat mempelajari tentang agama-agama purba dalam masyarakat manusia di atas bumi ini.
Begitu pula yang terjadi di wilayah Indonesia, sebelum agama-agama yang dibawa oleh para pendatang asing, penduduk pribumi cenderung menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Namun sesudah agama-agama itu diajarkan secara intensif, banyak penduduk pribumi menganut agama tertentu dengan atau tanpa meninggalkan (masih menganut) kepercayaan lamanya. Kepercayaan purbani yang telah diberikan oleh leluhurnya secara turun-menurun.
                Tidak diketahui secara pasti, kapan agama-agama yang dibawa oleh para pendatang asing itu memasuki Indonesia. Satu hal yang bisa diketahui, bahwa agama Hindu dan agama Buddha merupakan agama yang pertama kali memasuki Indonesia. Baru sesudah itu; agama Islam, Kristen, Katolik, dan Khong Hu Cu masuk di Indonesia dan banyak dianut oleh penduduk pribumi.        
Agama Hindu yang lahir di wilayah India itu telah melahirkan kebudayaan yang sangat kompleks pada bidang astronomi, ilmu pertanian, ilmu filsafat, dan ilmu-ilmu lainnya. Karena luas dan teramat mendetail jangkauan pemaparannya, maka agama Hindu terkadang terasa sulit untuk dipahami. Oleh karena itu kami membuat makalah ini, selain untuk memenuhi tugas sejarah agama-agama yakni bertujuan untuk memperkaya keilmuan kita mengenai khazanah agama-agama di dunia ini, baik bersifat purba maupun modern.
                 
A.   Sejarah agama Hindu di India
Menurut catatan sejarah, manusia pertama yang menduduki wilayah india pada kira-kira 40.000-60.000 tahun silam saat periode paleolik adalah ras australoid. Ras manusia ini diperkirakan memiliki hubungan dengan penduduk Australia, India diduduki oleh kelompok manusia dari ras Kaukasoid (bangsa Elamo-Dravida pada 4000-6000 SM, Indo-Arya pada 2000-1500 SM) serta ras Mongoloid (Sino-Tibet).[1]
Agama hindu tumbuh dari dua arus utama yang membentuknya, yaitu agama (bangsa) Dravida dan agama (bangsa) Arya. Dalam perkembangannya di India lalu ada usaha-usaha yang digunakan untuk memasukkan berbagai macam kepercayaan yang ada, adapun unsur penting yang merupakan ajaran yang dominan dalam agama Hindu adalah  unsur teologi, filsafat, social, lembaga social dan etika atau moral. Agama Hindu  mempercayai realitas tertinggi hanya satu, akan tetapi tidak membatasi “yang satu” sebagai realitas yang dimaksud sebagai Tuhan yang personal.[2]
Agama Hindu berkembang sejak 1500 S.M. bersamaan dengan masuknya suku bangsa Arya ke India Utara. Mereka mula-mula meduduki daerah sungai Indus, yang kemudian bercampur dengan penduduk asli yang terdiri dari suku Dravida dan suku lain-lain yang tinggal di India Utara. Kepercayaan bangsa Arya yang berpadu dengan kepercayaan penduduk asli menjadi semacam syncretisme (penyatuan aliran) yang membentuk agama Hindu. Dengan kata lain konsepsi-konsepsi kebudayaan yang dibawa bangsa Arya dalam bentuk kepercayaan terhadap dewa-dewa alam yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani mangalami peleburan (syncretisme ) dengan kebudayaan asli yang berisi kepercayan tentang hal-hal ghaib yang berbentuk animism, dynamism srta fetisysme di samping pemujaan kepada naga, peri dan sebagainya.[3]
Dalam sejarah literaturnya, Agama Veda mulanya dipengaruhi oleh agama-agama Arya karena beragam literaturnya menjadi kitab suci bangsa Arya yang paling tua, tapi dalam perkembangan agama Hindu tidak hanya dipengaruhi oleh oleh keyakinan bangsa Arya.
Agama India terhapus oleh dua tahapan besar. Pertama, terdapat keanekaragaman keyakinan bangsa Arya Indo-Iran, dimana keyakinan leluhur bangsa Persia dan India bercampur dan pada periode sebelumnya, bangsa Arya telah menduduki India. Dengan demikian agama veda (Hindu) terbentuk dari campuran budaya Persia dan India.[4]
Terdapat suatu pendapat yang mengatakan, perkembangan agama Hindu di India dapat dibagi kedalam 4 fase, yakni :
1)      Zaman Weda, pada zaman ini bangsa Indo-Arya telah memiliki paredaban yang tinggi dan menyembah dewa-dewa.
2)      Zaman Brahmana yakni zaman ketika kekuasaan kaum Brahmana sangat besar pada kehidupan keagamaan.
3)      Zaman Upanishad, semasa zaman Upanishad yang mendapatkan perhatian tidak sebatas pada upacara dan sesaji, melainkan pula tentang pengetahuan batin yang dapat membuka tabir rahasia alam gaib.
4)      Zaman Buddha, yakni bermula ketika putra Raja Sudhodana yang bernama Shiddarta menafsirkan Weda dari sudut logika dan mengembangkan sitem semedi sebagai jalan untuk menghubungkan diri degan Tuhan.[5]

B.    Sejarah masuknya agama Hindu di Indonesia
Agama Hindu yang semula disyiarkan oleh bangsa Indo-Arya di India terus mengalami perkembangan signifikan. Melalui penyiarannya, agama Hindu tidak hanya berkembang di India, melainkan masuk dan menyebar ke Negara-negara lain seperti Asia Tengah, Tiongkok, Jepang, dan tidak ketinggalan Negara Indonesia. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai sejarah masuknya agama Hindu di Indonesia pada abad ke-4 SM tersebut beberapa teori tersebut adalah :
1.    Teori waisya
Berdasarkan teori waisya yang dikemukakan oleh krom dalam bukunya “Hindu Javanesche Geschiedenis” menyebutkan bahwa masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia melalui penyusupan dengan jalan damai yang dilakukan oleh golongan pedagang (waisya) dari India.
2.    Teori Brahmana
Menurut Van Leur, agama Hindu bisa masuk ke Indonesia karena dibawa oleh Brahmana. Teori tersebut berdasarkan asumsi bahwa para Brahmana yang memahami benar tentang kitab Weda dan memiliki tanggung jawab atas penyiaran agama Hindu di dunia, terutama di Indonesia.
3.    Teori Ksatri
Teori Ksatria dikemukakan oleh Majundar, Moekrji, dan Nehru. Mereka sepakat menyebutkan bahwa agama Hindu dibawa oleh para prajurit India yang ingin menaklukkan Indonesia sambil menyebarkan agama tersebut.
4.    Teori Sudra
Teori sudra menyebutkan bahwa masuknya agama Hindu di Indonesia, karena dibawa oleh para budak (golongan sudra).
5.    Teori Arus Balik
Teori arus balik menyatakan, bahwa masuknya agama Hindu di Indonesia karena penduduk Indonesia sendiri. Mereka datang ke India untuk mempelajari agam Hindu dan kemudian pulang ke Indonesia untuk menyiarkannya.
6.    Teori Mookerje dan Bosch
Teori Mookerje menyatakan bahwa masuknya pengaruh Hindu dari India ke Indonesia di bawa oleh para pedagang India dengan armada yang besar.
7.    Teori Moens dan Bosch
Moens dan Bosch menyatakan melalui teorinya, bahwa peranan kaum ksatria sangat besar pengaruhnya terhadap penyabaran agama Hindu dari India ke Indonesia. Selain itu, mereka menyebutkan bahwa penyebaran agama Hindu di Indonesia tidak terlepas dari peran rohaniawan dari India[6]
C.      Perkembangan agama Hindu di Indonesia (Abad 8-15 M)
Hingga sekarang ini belum ada penjelasan yang memuaskan perihal perkembangan sejarah politik dan kebudayaan setelah keruntuhan Kerajaan Tarumanegara di Jawa bagian Barat hingga berdirinya kerajaaan Mataram Kuno di wilayah jawa bagian tengah. Berita tentang perkembangan agama baru didapatkan dalam uraian prasasti Canggal yang berangka tahun 732 M. sebenarnya secara samar-samar dapat diketahui telah ada pemuliaan terhadap dewa-dewa  Hindu Trimurti lewat ungkapan prasasti Tuk Mas yang mungkin berasal dari sekitar tahun 700 M. Dalam prasasti Tuk Mas digambarkan adanya berbagai benda-benda (laksana) yang biasanya dipegang oleh dewa-dewa Trimurti  (Brahma, Visnu, Siva). Dengan demikian, dapat ditafsirkan bahwa Hindu Trimurti telah dikenal oleh penduduk Jawa kuno masa itu.[7]
Namun tonggak perkembangan agama Hindu di Indonesia dimulai sejak abad ke-4 Masehi. Mulai abad inilah Indonesia memasuki zaman sejarah dan mengenal sistem kerajaan yang berbasis pada agama Hindu. Adapun kerajaan-kerajaan yang menerapkan sistem pemerintahan dengan berbasis agama Hindu antara lain:
1)      Kerajaan kutai (Kalimantaan Timur)
Dinyatakan abad ke-4 Masehi sebagai tonggak perkembangan agama Hindu, arena pada masa itu ditemukannya prasasti batu berbentuk tujuh yupa[8] di tepi Sungai Mahakam (Kalimantan Timur)
2)      Kerajaan Tarumanegara (Jawa Barat)
Perkembangan agama Hindu di Jawa Barat diperkirakan terjadi sekitar abad ke-5 Masehi. Perkembangan ini ditandai dengan 2 hal, yakni pertama, adanya kerajaan Hindu Tarumanegara yang dikuasai oleh Purnawarman. Kedua, dibangunnya 7 prasasti batu (Saila Prasasti), yang kesemuanya ditulis dengan huruf Pallawa dan menggunakan bahasa Sansakerta.
3)      Kerajaan di Jawa Tengah
Kerajaan di Jawa Tengah yang merupakan bukti tentang perkembangan agama Hindu tersebut telah berdiri pada sekitar tahun 650 Masehi. Hal ini dapat ditunjukkan pada Prasasti Tuk Masdi lereng Gunung Merbabu yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansakerta.
4)      Kerajaan-Kerajaan Hindu di Jawa Timur
Perkembangan Agama Hindu di Jawa Timur dapat ditunjukkan pada Prasasti Dinoyo dekat kota Malang. Prasasti berangka tahun 682 Saka (760 Masehi) ini menerangkan, bahwa terdapat kerajaan Kanjuruhan dengan rajanya Dewa Simha yang menganut agama Hindu dengan memuja Dewa Siwa.
5)      Kerajaan Hidu di Bali
Prasasti Banjong yang berisi tulisan berbahasa Bali kuno dan Sansakerta merupakan peninggalan sejarah Kerajaan Hindu di Bali. Sebelum ditemukannya Prasasti Blanjong, terdapat beberapa prasasti di Bali namun tidak tertulis tahun pembuatannya. Namun pada zaman tersebut Kerajaan mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong, dengan demikian, agama Hindu dapat berkembang pesat karena aspek keagamaan dapat ditata kembali oleh Dang Hyang Nirata.[9]

D.      Ajaran-ajaran dan pedoman dalam agama Hindu
1.       kitab pedoman agama Hindu
Setiap agama dibangun melalui sabda Tuhan (Wahyu). Sabda sabda Tuhan ini dikumplkan dalam suatu kitab suci dari massing-masing agama. Kitab suci agama Hindu adalah weda. Kata weda atau “veda” dapat dikaji dari dua pendekatan, yaitu etimologi dan semantik. Secara etimologis, kata “veda” berasal dari kata “vid” yang artinya “mengetahui”, dan veda yang berarti “pengetahuan”. Dalam pengertian semantik, veda berarti pengetahuan suci, kebenaran sejati, pengetahuan tentang ritual, kebijaksanaan tertinggi, pengetahuan spiritual sejati tentang kebenaran abadi, ajaran suci atau kitab suci yang menjadi sumber ajaran agama Hindu. Adapun bahasa yang digunakan dalam kitab weda/veda adalah bahasa Sansakerta.[10]
2.       Tokoh utama dalam agama Hindu
Resi, Arya dan Acarya
ü  Dalam agama Hindu terdapat kepercayaan bahwa agama itu “diwahyukan” melalui “orang-orang yang melihat dan tahu akan kebenaran”, yang disebut Resi. Karena Resi adalah orang yang “mendengar” pengetahuan lalu sering disebut dengan “sruti”.[11]
ü  Arya adalah nama dari ras yang telah menaklukkan ras asli India. Gelar “Indo-Eropa” menunjukkan bahwa ras ini kini berdiam di India dan Eropa. Adapun asal-usul bangsa Arya berasal di belahan dunia bagian Timur , namun menurut professor Max Muller menggambarkan bahwa ras superior ini muncul dari dataran tinggi di Asia sebelum menguasai hamper seluruh Eropa, sementara yang lainnya turun menuju Persia dan datarn-dataran luas di India.[12]
ü  Acarya (guru, ghuru) adalah para tokoh penafsir secara rinci dalam madzab filsafat (darsana[13])
3.       Konsepsi Hinduisme tentang Masyarakat
Menurut ajaran HInduisme di India, dalam masyarakat terdapat tingkat-tingkat golongan yang bersifat Hierarki vertical. Masing-masing golongan (kasta) satu sama lain tidak ada hubungan social secara demokratis, sehingga satu sama lain merupakan golongan (kasta) yang menutup diri terhadap yang lainnya. Dengan kata lain kasta-kasta tidak boleh bergaul dengan kasta lain dibawahnya. Adapun pembagian kasta-kasta tersebut adalah:
1.Brahmana 2.Ksatrya 3.Waisya dan 4.Sudra.[14]
4.       Cita-cita Hinduisme serta acara-acara untuk mencapainya
Tujuan beragama dalam Hinduisme ialah mencapai kelepasan dari samsara yaitu penjelmaan berkali-kali (reinkarnasi). Penjelmaan berkali-kali dipandang sebagai suatu penderitaan yang sangat meyedihkan bagi hidup manusia. Maka dari itu Samsara harus segera diakhiri. Dengan terlepasnya dari Samsara berarti manusia telah mecapai mokhsa (tidak menjelma). Yaitu telah mencapai Nirwana (kebahagiaan abadi).
Adapun jalan untuk mencapai tujuan tersebut ada 4 yaitu :
a)      Jalan kepad dewa dengan melalui ilmu pengetahuan
b)      Jalan kepada dewa dengan melalui cinta kasih
c)       Jalan kepada dewa dengan melalui bekerja sekeras-kerasnya
d)      Jalan kepada dewa dengan melalui latihan-latihan kejiwaan.[15]



[1] Djenar Respati, 2014, SEJARAH AGAMA-AGAMA DI INDONESIA, araska.Yogyakarta
[2] Ed. Khairullah Zikri DKK, 2012, AGAMA-AGAMA DUNIA, jurusan perbandingan agama UIN Sunan Kalijaga/belukar.Yogyakarta.
[3] H.M.Arifin M.ed.1997, Menguak Misteri Agama-Agama Besar.PT Golen Terayon Press. Jakarta.Hlm.56
[4] H.M.Arifin M.ed.1997, Menguak Misteri Agama-Agama Besar.PT Golen Terayon Press. Jakarta.Hlm.56
[5] Djenar Respati, 2014, SEJARAH AGAMA-AGAMA DI INDONESIA, araska.Yogyakarta.Hlm.35-36
[6] Djenar Respati, 2014, SEJARAH AGAMA-AGAMA DI INDONESIA, araska.Yogyakarta Hlm.49-52
[7] Agus Aris Munandar DKK.2009, Sejarah Kebudayaan Indonesia, PT Raja Grafindo. Jakarta. Hlm.40
[8] Yupa adalah batu tertulis yang berbentuk tiang yang digunakan dalam upacara agama.
[9] Djenar Respati, 2014, SEJARAH AGAMA-AGAMA DI INDONESIA, araska.Yogyakarta Hlm.52-57
[10] Djam’annuri,2002, AGAMA KITA (perspektif sejarah agama-agama). Kuria Kalam Semesta, Yogyakarta.Hlm.41
[11] Ed. Khairullah Zikri DKK, 2012, AGAMA-AGAMA DUNIA, jurusan perbandingan agama UIN Sunan Kalijaga/belukar.Yogyakarta.
[12] Allan Menzies,2014, SEJARAH AGAMA-AGAMA, forum. Yogyakarta
[13] Darsana merupakan hasil tafsiran dari resi yang nampak pada kalangan umat Hindu sebagai aliran-aliran atau madzab filsafat
[14] H.M.Arifin M.ed.1997, Menguak Misteri Agama-Agama Besar.PT Golen Terayon Press. Jakarta.Hlm.68
[15] H.M.Arifin M.ed.1997, Menguak Misteri Agama-Agama Besar.PT Golen Terayon Press. Jakarta.Hlm.69

Tidak ada komentar:

Posting Komentar