Rabu, 11 Mei 2016

sejarah penerjemahan al-Qur'an

The translation of the Qur’an
Pada perempat ke-dua abad ke-12 Petrus Venerabilis berkunjung ke Toledo. Dengan pertimbangan membasmi kepercayaan heretic—yakni Yahudi dan Islam—dan membela keyakinan kristiani, ia membentuk dan membiayai suatu tim penerjemah yang ditugaskannya  menerjemah serangkaian teks Arab yang secara keseluruhan akan merupakan pijakan ilmiah bagi para misionaris Kristen yang berurusan dengan Islam. Hasil kerja tim tersebut, dikenal sebagi Cluniac Corpus, kemudian tersebar luas. Tetapi, kumpulan terjemahan ini tidak digunakan secara menyeluruh: hanya bagian-bagian yang memiliki manfaat langsung dan berguna dalam polemik yang dieksploitasi serta dikutip tanpa komentar. Jadi Cluniac Corpus ini, merupakan terjemahan pertama al-Qur’an ke dalam bahasa Latin yang sebagian terjemahannya digarap oleh Robert of Ketton, namun kelemahan terjemahan ini ialah terdapatnya sejumlah cacat mendasar dan dalam kebanyakan kasus, terjemahan ini tidak akurat atau bahkan salah terjemah. Dikabarkan bahwa Robert selalu cenderung memperbesar atau melebih-lebihkan teks yang tidak berbahaya untuk menekankan kejelekan dan kebejatannya, serta lebih menyukai pemaknaan yang mustahil dan tidak memuaskan daripada pemaknaan pemaknaan yang memungkinkan, tetapi normal dan pantas.
Selanjutnya terdapat terjemahan al-Qur’an dalam bahasa latin yakni Alcorani Textus Universus yang dibuat oleh pendeta Italia, Ludovico Marraci, langsung dari teks Arab. Terjemahan Maracci ini terlihat lebih cermat. Adapun terjemahan al-Qur’an pertama kali ke dalam bahasa Inggris dilakukan oleh Alexander Ross dan terbit pada tahun 1649. Karya ini tidak langsung mengacu kepada teks orisinal Arab, tetapi diasarkan pada terjemahan Perancis Du Ryer. Dengan demikian, berbagai kelemahan dalam terjemahan Du Ryer juga menimpa terjemahan Ross.
Selain itu terdapat dua jilid terjemahan Arthur J. Arberry, The Koran Interpreted (1955), dapat dipandang sebagai salah satu terjemahan terbaik al-Qur’an ke-dalam bahasa Inggris. Karya ini adalah kelanjutan dari terbitan perdananya, The Holy Qur’an: An Introduction with Selections (1953). Yang merupakan suatu terjemahan eksperimental bagian-bagian terpilih al-Qur’an dengan menggunakan berbagai metode.
Secara keseluruhan beberapa hal yang penting dalam masalah penerjemahan al-Qur’an diantaranya:
1.      Sejak permulaan Islam, Muslim telah mengakui kebutuhan atas penerjemahan al-Qur’an kedalam bahasa lain, yakni selain bahasa Arab, pemikiran ini bisa didasari beberapa perkara, diantaranya dalam perkara peribadatan.
2.      Muslim tidak menganggap al-Qur’an terjemahan sebagai padanan dari al-Qur’an itu sendiri; cukup mereka tujukan untuk “menerjemah maksud dari kandungan al-Qur’an”.
3.      Alasan ketidakmungkinan memasukkan tiruan model asli al-Qur’an, karena kekayaan bahasa Arab, serta adanya beberapa istilah yang tidak bisa diterjemahkan. Kenyataannya bahwa terjemahan tidak pernah bisa sepenuhnya tepat atau bersifat netral.
4.      Penerjemahan al-Qur’an oleh orang non-Islam yang penting pertama kali dimulai pada abad ke-12, dan akhir-akhir ini secara relatif mempunyai sebagian besar polemic.
5.      Pada abad ke-12 terdapat beberapa terjemahan yang sangat teliti yang dibuat oleh sarjana barat begitu juga yang dilakukan oleh kaum Muslim sendiri, dan sekarang terdapat 100 perbedaan dalam penerjemahan yang tersedia lebih dari 65 bahasa.

Sumber Referensi:
1.      The Qur’an An Introduction karya Abdullah Saeed.

2.      Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an karya Taufiq Adnan Kamal.

1 komentar:

  1. Is merit casino legit? - Deccasino
    A 퍼스트카지노 new look at the online casino industry. Learn 우리카지노 about whether this gambling company is legit, scams, 메리트카지노 fake reviews and more.Jun 15, 2021 · Uploaded by dave_malaysia

    BalasHapus